Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Rabu, 11 November 2009

Masalah Umum Dalam UMKM


Tak dapat dipungkiri bahwa masalah umum dalam UMKM sebenarnya merupakan masalah klasik yang selama ini terus menerus menjadi suatu cyrcle yang seakan-akan tidak pernah putus. Hal ini dikarenakan perkembangan UMKM secara keseluruhan terhambat oleh banyak hal dalam dunia persaingan bisnis. Selain itu dari dalam diri UMKM sendiri juga memiliki banyak penyakit yang sangat mempengaruhi kinerjanya. Padahal ketika krisis ekonomi menerpa bangsa ini, sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) justru semakin survive dan berkembang serta memberikan kontribusi yang tidak sedikit terhadap product domestic bruto (PDB).

Secara umum ada beberapa masalah yang merupakan suatu batu halangan terhadap perkembangan UMKM selama ini. Hal ini dijabarkan dalam diskusi public GTZ-Tribun tentang Indikator Kinerja Kunci Pemerintah Daerah Bidang Ekonomi di Balikpapan, Sabtu(21/11) lalu oleh Mas’ud Sujadi yang merupakan seorang praktisi UMKM yang menjadi narasumber ketiga dalam diskusi tersebut.

Yang pertama adalah mengenai ekspansi riteler besar yang secara perlahan terus menekan kinerja pengecer kecil. Mas’ud menyebutkan, faktor penyebab turunnya omset pengecer kecil yakni 49 persen karena hadirnya supermarket, sebanyak 54 persen karena kehadiran department store, dan 80 persen karena hadirnya minimarket.

Yang kedua, secara internal UMKM saat ini dijangkiti oleh tujuh penyakit yang berkaitan dengan fungsi-fungsi manajemen, produksi, organisasi dan keuangan (lihat tabel)




Lantas bagaimana alternatif pengobatannya?
Mas’ud memiliki istilah sendiri yang bisa menjadi terapi pengobatannya.

1.    Untuk penyakit Tuli dapat diobati dengan Permen (pengecer atau multi konsumen).
2.    Muntah dapat diterapi dengan Promah (proses dan nilai tambah dengan alternatif cara pemrosesan produksi).
3.    Mencret  diobati dengan Kemenyan (keterampilan menjual dan ramah).
4.    Kurap disembuhkan dengan Surbek T (survey banyak ke pemasok dan tempat lain, walaupun beli dalam jumlah sedikit).
5.    Batuk disembuhkan dengan Diatab (diversifikasi produk dan tambah barang).
6.    Kutil diobati dengan Kurma (kursus dan magang).
7.    Campak disembuhkan dengan Oralit (moral dan itikad).

Dengan begitu diharapkan bahwa tingkat pertumbuhan UMKM dapat semakin sehat dan dapat menjadi salah satu primadona dalam industri bisnis di tanah air Indonesia.***